Senin, 27 Desember 2010

Sedikit Cerita dari India


Ini kisah perjalanku ke India bersama kapten dan teman-temanku. Perjalanan berburu harta karun tujuh samudra membuat kami singgah ke pelabuhan Kalkuta. Suasana pelabuhan yang ramai membuat orang-orang tidak memperhatikan kami, meskipun gambar kami terpajang di setiap sudut kota. Saat beberapa tentara Inggris sedang melakukan patroli, kami pun segera bersembunyi di balik cadar dan penutup muka. Musuh kapten kami bernama Laksamana Argure sangat membenci kelompok kami, selain kami yang terkenal sulit ditangkap kami juga memburu harta karun tujuh samudra yang juga menjadi incaran si laksamana. Apalagi pertempuran terakhir dengan kami yang membuat separuh dari armadanya tenggelam membuatnya semakin mengutuk kelompok kami. Saat itu yang berperan dalam penenggelaman kapal-kapal mereka adalah aku dan Harry.
Harry adalah seorang pastur di dalam dan di luar kapal. Tetapi kemampuan menembak dan membuat bom dia adalah dewanya. Laksamana Argure pun pernah dibuat gentar ketika bertemu pertama kali dengan Harry de Morte di Vatican. Pernah terbesit dalam pikiran Harry untuk membuat perubahan besar di dunia dengan menghancurkan Vatican. Ada dendam tersendiri antara Harry dengan Vatican. Saat penyergapan besar-besaran untuk menangkap Harry de Morte seluruh angkatan laut eropa sedang diresahkan oleh kelompok bajak laut dari Karibia yang sedang “jalan-jalan” ke Eropa. Orang-orang menyebutnya Kapten Kid. Pelarian Harry dari Vatican terjadi karena bantuan dari kapten kami. Laksamana Argure dijadikan Harry sandera dengan menodongkan pistol ke kepalanya. Hal inilah yang membuat Argure sedikit gentar ketika bertemu Harry. Setelah berhasil kabur dari kepungan angkatan laut, Harry pun secara sukarela menjadi anggota Kid putra Drake Raja Bajak Laut.
Kembali ke India, tampaknya berita tentang salah satu harta tujuh samudra berada di India adalah benar. Terlihat dari pencarian besar-besaran Argure ke seluruh India. Tetapi, kapten kami tetap tenang-tenang saja mengetahui hal itu. Sebagai anak dari salah seorang raja bajak laut di karibia, cara dia mengambil langkah tak pernah tergesa-gesa. Aku dan Harry heran ketika diajak kapten menuju kuil di pedalaman hutan. Banyak orang aneh dengan berbagai pose melipat-lipat tubuhnya. Tidur diatas kasur penuh paku mungkin sudah menjadi kebiasaan mereka, itu yang terbesit dalam pikiranku saat melihatnya. Harry dengan memeluk Injilnya berjalan dengan tenang melihat para “Guru” melakukan meditasinya dengan cara yang tak wajar itu. Kapten kami bicara dengan seorang guru menanyakan tempat “mahaguru” berada. Guru itu menunjuk salah satu gunung, dan berkata “dia bukan iblis bahkan Vishnu pun takut kepadanya”. Mendengar hal itu kapten kami tersenyum dan menjawab “tenang, mahagurumu tak akan mati”. Perkataan kapten membuat para guru kaget bukan kepalang, akhirnya kami bertiga pun berjalan menuju Gunung Shirkhan tempat mahaguru berada.
Akan ada pertarungan pedang terdahsyat di sana.. jangan lewatkan kisah lanjutannya..
Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar