Rabu, 16 Februari 2011

Rekam Kejadian di Kolam Susu

      Alkisah dari sebuah kolam susu, hiduplah sekelompok makhluk yang baru saja dilahirkan. Makhluk-makhluk itu berbentuk memanjang sekitar1-3 cm berwarna hitam. Seluruh permukaan tubuhnya licin diselaputi oleh lendir alami. Sebutlah seekor belut betina kecil bernama Besa. Dia hanyalah satu diantara puluhan belut betina yang ditinggalkan induknya setelah diciptakan di dunia ini. Rumah mereka disebut liang, dengan bentuk seperti pipa yang memiliki tempat memutar di dalamnya. Tentu saja rumah mereka adalah peninggalan dari induknya yang telah pergi entah kemana.

            Perjuangan mereka untuk bertahan hidup dimulai sejak dilahirkan. Mereka mulai keluar dari rumah mereka untuk mencari makan berupa makhluk-makhluk yang lebih kecil dari tubuh mereka. Banyak saudara Besa yang menjadi korban di lingkungannya sendiri. Musuh-musuh alami mereka antara lain adalah kepiting sawah (jawa : yuyu), ular sawah, burung sawah pemakan ikan, dan belut yang lebih dewasa, mereka bisa saja menjadi kanibal.

             Suatu ketika Besa sedang berjalan di area kolam susu dengan ke-empat saudaranya. Mereka melihat ada sebuah liang mirip tempat mereka dilahirkan dulu. Saudara yang tertua merasa penasaran dan memasukinya. Besa dan ketiga saudaranya merasa janggal karena saudaranya tak pernah keluar lagi. Setelah ditunggu agak lama muncul makhluk dengan dua buah capit dari dalam. Besa tak berani mendekat, dia hanya menduga bahwa saudara tertuanya sudah mati dimakan makhluk itu. Pergilah mereka berempat mencari tempat yang aman. Lingkungan kolam susu sungguh sangat keras untuk Besa dan ketiga saudaranya. Belum sempat mencapai tempat aman, mendaratlah seekor burung sawah berwarna putih dengan paruh yang runcing. Matanya yang tajam langsung melihat ke arah rombongan Besa. Kakinya yang panjang langsung mencengkeram ke arah saudaranya. Hanya rasa panik dan takut yang ada di pikiran Besa. Sambil melihat saudaranya sudah berada diujung paruh burung itu Besa terus meluncur melarikan diri bersama kedua saudaranya yang tersisa. Tak berapa lama akhirnya mereka bertemu dengan belut jantan dewasa. Mereka memohon bantuan agar diberikan tempat aman. Ternyata tanpa berkata-kata belut dewasa itu langsung menyerang saudara Besa yang lain. Belut itu lapar, dan memakan sejenisnya tak menjadi soal buatnya. Tenaga Besa dan saudaranya yang terakhir sudah mulai habis. Mereka tak sanggup lagi untuk melarikan diri. Ketika belut jantan itu mulai menyerang yang kedua kali, tiba-tiba ada cakar yang mencengkeram kuat tubuhnya. Ternyata burung sawah melihat si belut jantan. Besa melihat bagaimana belut itu menjadi santapan penutup si burung. Cakar mencengkeram tubuh, paruh mematuk kepala dan perut. Setelah kepala hingga ekor digencet dengan paruh, langsung saja tubuh si belut dewasa ditelan utuh. Selesai memakan si belut dewasa burung itu langsung terbang tanpa memperhatikan dua ekor belut kecil, Besa dan saudaranya.

              Hari berganti hari, minggu berganti minggu, Besa dan saudaranya telah menjadi belut betina dewasa. Mereka tak lagi hidup bersama. Besa hidup sendiri di area kolam susu yang berbeda. Suatu ketika ketika sedang mencari makan pada malam hari dia melihat ada cahaya terang mendekat. Ada dua makhluk tinggi besar membawa cahaya itu. Besa ketakutan dan segera berbalik arah untuk melarikan diri. Belum sampai setengah meter, ada jari-jari tangan yang menangkapnya. Makhluk itu disebut manusia, bernama Pak Slamet. Besa sangat sedih karena dia pikir hidupnya segera berakhir. Tak berapa lama, Besa dilepaskan di area yang berbeda. Kolam penampungan khusus untuk belut. Meski Besa selamat dia masih bingung kenapa berada di tempat ini. Tidak hanya Besa yang berada disitu, ada banyak belut dewasa lainnya. Ternyata Pak Slamet adalah seorang peternak belut. Hidup Besa di kolam susu  buatan milik Pak Slamet menjadi lebih tenang. Makanan setiap hari disediakan, bebas dari musuh, dan air terhindar dari racun-racun yang mematikan. Tanpa disadari umur Besa menginjak bulan ke-delapan sejak dia dilahirkan. Perasaan dia terhadap belut betina yang lebih muda mulai berubah. Dia mulai berhasrat dan menyukai belut betina yang lebih muda. Tanpa disadari, Besa telah berubah menjadi belut jantan dewasa. Mungkin inilah yang disebut dengan hermaprodit. Secara alami Besa mengawini belut-belut betina. Anak-anaknya dikembangkan oleh Pak Slamet menjadi belut-belut pesanan konsumsi. Terlepas dari masalah konsumsi dan eksploitasi, inilah kisah hidup belut dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Semoga menghibur.
-krt-

2 komentar: